Pages

Ship Operation


Ship operation (kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal) dibagi ke dalam beberapa rangkaian kegiatan. Untuk bongkar barang prosesnya adalah sebagai berikut:
1
Mempersiapkan muatan ke dalam palka, yakni membongkar tumpukan dan mengangkutnya ke lokasi mulut palka (batch square) dan menyusunnya serta mengaitkan ganco muatan ke barang tersebut.
2
Mengangkat muatan serta menurunkannya di dermaga atau kendaraan yang tersedia.
3
Melepas sling dari ganco muatan tersebut.
4
Mengeeluarkan susunan muatan dari sling atau jala-jala kemudian ganco muatan kembali ke palka dan seterusnya.
Kegiatan ini dihitung sebagai satu siklus (one hook cycle).
Kegiatan operasi pemuatan (loading cargo) melalui proses sebagai berikut:
1
Persiapan dan pengaitan sling jala-jala muatan di lambung kapal di dermaga.
2
Muatan diangkat dan dimasukkan ke dalam palka.
3
Melepas sling dan jala-jala muatan.
4
Menyusun barang di dalam palka sambil mengembalikan ganco muatan kedermaga dan seterusnya.
Kegiatan yang berulang-ulang disebut hook cycle. Satu siklus hook adalah dimulai dari mengaitkan ganco ke muatan di dalam palka kemudian mengangkat barang tersebut ke dermaga, lalu ganco dilepaskan, dan seterusnya ganco kembali ke dalam  palka. Hook cycle time adalah waktu yang diperlukan dalam proses memindahkan barang dari palka ke dermaga dalam satu siklus.
Cara meningkatkan kinerja bongkar muat kapal tergantung pada dua variabel, yaitu:
1
Jumlah siklus setiap jam.
2
Besar barang yang diangkat dalam setiap siklus.

Faktor yang mempengaruhi output siklus ganco
1
Kapal (ukuran kapal, desain kapal, peralatan kapal)
2
Muatan (ukuran muatan, berat muatan, kemasan, penyusunan muatan di dalam palka)
3
Tenaga kerja (jumlah tenaga kerja, tingkat keterampilan)

Agar ship operation berhasil perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1
Pertahankan gerakan ganco muatan dengan pengendalian yang berhati-hati dari keempat aktivitas dalam siklus ganco.
2
Gunakan ganco muatan hanya untuk muatan keluar dari palka.
3
Hindari  praktik menyeret muatan dengan menggunakan ganco ke dalam palka untuk menghindari kerusakan barang.
4
Gunakan alat khusus untuk memindahkan muatan dari hatch square ke posisi timbun di dalam palka.
5
Gunakan pallet alat bantu B/M yang tepat.
6
Setiap muatan yang akan diangkat harus dalam kondisi aman.
7
Angkat muatan pada setiap siklus sebanyak-banyaknya asal tidak melampaui SWL alat bongkar muat.
8
Untuk kargo muat sortasi muatan jangan di dalam palka, tetapi di dermaga atau di gudang

Peningkatan berat angkatan per siklus dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu
1
SWL alat B/M
2
Stowage factor muatan
3
Ukuran barang yang akan diangkat
4
Alat-alat yang digunakan

Stowage Plan
Stowage plan adalah gambar belahan memanjang kapal, di mana terlihat penempatan muatan untuk pelabuhan tujuan pelabuhan barang masing-masing barang. Guna stowage plan adalah
1
Dapat menentukan alokasi dermaga sesuai dengan keadaan kapal dan muatannya.
2
Dapat mengalokasikan daya dan fasilitas.
3
Dapat memperkirakan waktu bongkar/muat barang.
4
Dapat melakukan persiapan pekerjaan setiap periode.
5
Untuk bahan pengawasan dan pengendalian setiap hari selama dilakukan kegiatan B/M.
Hatch plan adalah rencana muatan setiap palka, sedangkan hatch list adalah daftar perincian muatan yang dimuat di setiap palka.
Factor yang berkaitan dengan buruh dalam kegiatan B/M adalah:
1
Kualitas buruh/operator alat
2
Tingkat pemakaian buruh di setiap gang di kapal dan di dermaga, yang disesuaikan dengan jenis muatan.
3
Peralatan yang digunakan serta jenis muatan, yang akan menentukan
4
Pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan B/M.

Sebab-sebab terjadi kemacetan B/M
1
Kelambatan pekerjaan di dalam palka sehingga ganco lambat dan menggantung.
2
Kekurangan alat (forklift, crane).
3
Jarak tempuh antara kapal dan tempat penumpukan.
4
Kekurangan kendaraan angkutan pada kegiatan B/M secara langsung.
5
Kerusakan winch/Derek kapal dan tidak tersedianya crane darat.
6
Adanya muatan berat yang tidak diinformasikan sebelumnya.
7
Menyeret muatan kedalam palka dengan menggunakan ganco.
8
Sering menunggu muatan yang akan dimuat.
9
Tempat penimbunan sudah penuh.
10
Kurangnya pengawasan.
11
Birokrasi yang panjang dalam hubungan dengan penanganan muatan.